Senin, 18 Desember 2017

Kenali penyakit Spinal stenosis

Posted by Bundamedik Healthcare System on 08.52 with No comments
Spinal stenosis merupakan suatu kondisi medis berupa penyempitan pada cerobong/kanal saraf tulang belakang yang mengakibatkan penekanan pada saraf tulang belakang. Hal ini disebabkan oleh perubahan degeneratif bantalan (diskus) dan sendi tulang belakang.

Gejala-gejala stenosis spinal
  • Kaki yang nyeri dan mati rasa pada saat berdiri atau mulai berjalan
  • Kehilangan kekuatan pada kaki
  • Jarang menyebabkan kelumpuhan/paralysis, namun jika ternyata terdapat kelumpuhan, operasi harus segera dilakukan.
Teknik operasi
Dengan melakukan pembiusan total, tulang belakang bagian lumbal diiris sepanjang 3-4 cm untuk membuang ligamen abnormal yang menekan saraf yang terletak diantara prosesus spinousus dan ligamentum flavum. Kemudian, ligamen tersebut diambil keluar melalui ruang fisiologis diantara prosesus spinosus tanpa menyentuh tulang. Selanjutnya, alat pengunci (locking devices) diletakkan diantara prosesus spinousus untuk mengembalikan postur tulang tulang belakang, dan  kemudian dihubungkan dengan menggunakan ligamen buatan. Operasi ini memakan waktu sekitar 90 menit dan dapat diaplikasikan pada tulang belakang lumbal 1 sampai 5.

Keuntungan Interspinous Locker Fixation dengan Ligamentoplasty
  1. Terapi ini sama amannya dengan operasi spinal dengan mikroskop. Umumnya, pasien yang menjalani operasi ini dapat berjalan sehari setelah operasi dilakukan dan dapat keluar dari rumah sakit lima hari setelah operasi.
  2. Ligamen buatan dibuat dengan menggunakan polyethylene resin yang melindungi ligamen yang rusak sekaligus menstabilkan tulang belakang.
  3. Dapat mencegah beberapa penyakit degeneratif yang dapat berakibat pada ketidakstabilan tulang belakang dengan cara menjaga pergeseran lebih lanjut dari tulang belakang.
  4. Operasi ini mudah, cepat, tanpa memerlukan transfusi, tanpa menggunakan implant, skrup atau diskus (bantalan) buatan.
Contoh kasus spinal stenosis pada pria usia 85 tahun dengan teknik operasi tulang belakang tanpa transfusi.


a. Dari gambaran myelography, saraf tulang belakang tertekan, “cut off phenomenon”
b. Saraf sebelum operasi
c. Pembesaran cerobong saraf dengan prinsip “tuas”, tanpa memotong sendi-sendi tulang belakang

Rekomendasi pasca operasi

Sesaat  pasca operasi
  • Empat jam setelah operasi, pasien dapat berjalan ke kamar mandi sendiri, dan biasanya dapat keluar dari rumah sakit  5 hari pasca operasi.
Minggu kedua pasca operasi
  • Kurangi gerakan sebanyak mungkin untuk mendapatkan relaksasi. Gunakanlah penyangga ketika berjalan atau berdiri.  Tidaklah perlu menggunakan penyangga saat berbaring atau tertidur.
  • Pasien dapat mulai bekerja 1-2 minggu setelah operasi, namun pinggang harus tetap dalam keadaan tegap. Jangan memutar atau membungkukkan pinggang
  • Jahitan dapat diangkat 10-14 hari setelah operasi, dan pasien diperbolehkan mandi sehari setelah jahitan diambil.
Dua minggu pasca operasi
  • Dua minggu setelah operasi, lakukan gerakan peregangan pada posisi terlentang dengan mengangkat kaki (sekitar-dihapus)  600  selama 10 detik   sebanyak 10 kali di pagi hari.
  • Pasien dapat mengemudikan kendaraannya sendiri untuk jarak yang pendek.
  • Mulai lakukan aktivitas seksual saat pasien mampu berjalan 1 km tanpa ada masalah.
  • Pasien dapat memulai pekerjaan atau tugas sekolah yang ringan, namun tetap hindari gerakan membungkuk atau memuntir pinggang.
  • Penggunaan penyangga tidak lagi diperlukan
  • Lakukan latihan stabilisasi tulang belakang (program Centaur) dan latihan fleksi  tulang belakang (Program Gyrotonic)
  • Pekerjaan yang sedikit lebih berat dapat dilakukan
  • Sekitar 8 minggu setelah operasi, lakukan latihan penguatan tulang belakang (Medex, Centaur) dan latihan fleksi tulang belakang (Gyrotonic).


0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.