Senin, 10 Januari 2022

Hipertensi Emergensi, Kondisi Darurat yang Butuh Tindakan Cepat

Posted by Bundamedik Healthcare System on 09.47 with No comments

Hipertensi emergensi termasuk ke dalam jenis krisis hipertensi yang terjadi dengan lonjakan tekanan darah yang sangat tinggi secara tiba-tiba. Kondisi ini masuk ke dalam kategori darurat medis yang harus segera ditangani karena dapat berakibat fatal. Kondisi hipertensi ini tidak dapat diprediksi kapan akan menyerang, karena bisa terjadi kapan saja. Tekanan darah penderita bisa mencapai 180/120 mmHg, atau bahkan lebih.

Krisis hipertensi ini juga bisa menyebabkan kerusakan organ dan berbagai penyakit komplikasi. Oleh sebab itu, diperlukan penanganan cepat agar risiko kerusakan organ dan komplikasi dapat dihindari.

Gejala Hipertensi Emergensi yang Perlu Diketahui

Biasanya penderita jenis hipertensi emergensi ini tidak menyadari gejala-gejala spesifik. Hal ini dikarenakan kemunculannya secara tiba-tiba. Namun lain halnya jika Anda sudah mengalami kerusakan organ.

Gejala yang biasanya dirasakan ketika terdapat kerusakan organ adalah:

  • Sakit kepala yang terasa tiba-tiba sebelum terjadinya lonjakan tekanan darah.
  • Gangguan terhadap penglihatan, biasanya penglihatan mulai kabur.
  • Nyeri dada hingga sesak nafas.
  • Perut terasa mual dan tidak jarang menyebabkan muntah.
  • Pembengkakan atau penumpukan cairan pada jaringan tubuh tertentu.
  • Mengalami mati rasa atau anggota tubuh terasa lemas.
  • Perubahan kondisi mental seperti tiba-tiba mengalami kebingungan.
  • Penurunan kesadaran.
  • Mengalami kejang.
  • Kesulitan dalam berbicara.
  • Punggung terasa sakit.

Penyebab dari Hipertensi Emergensi

Salah satu penyebab utama salah satu jenis krisis hipertensi ini adalah kelalaian penderita hipertensi dalam mengkonsumsi obat. Hipertensi merupakan suatu penyakit yang memerlukan pengontrolan seumur hidup. Jika pasien tidak disiplin dalam meminum obat, maka kondisinya akan semakin buruk. Hal ini yang menyebabkan tekanan darah naik tidak terkendali secara tiba-tiba.

Selain itu terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan penyakit hipertensi emergensi, yakni:

  • Mengkonsumsi obat simpatomimetik atau obat peningkat tekanan darah sementara, seperti dekongestan.
  • Menderita penyakit gangguan saraf pusat yang dapat memicu tekanan darah tinggi. Di antaranya adalah perdarahan intrakranial atau stroke.
  • Adanya penumpukan cairan di dalam paru-paru, sehingga fungsinya terganggu.
  • Lapisan dalam dinding aorta mengalami kerusakan sehingga adanya gangguan dalam peredaran darah.

Risiko Kerusakan Organ Akibat Hipertensi Emergensi

Seperti yang sudah dibahas, penyakit ini menyebabkan kerusakan pada organ. Berikut ini adalah organ yang berisiko mengalami kerusakan saat Anda menderita tekanan darah tinggi emergensi:

  • Kerusakan fungsi otak
  • Jantung
  • Ginjal

Kerusakan pada organ-organ tersebut memicu terjadinya komplikasi penyakit yang fatal dan serius seperti edema paru, eklampsia, angina, stroke, kerusakan mata, gagal ginjal, diseksi aorta, hingga gagal jantung.

Kapan Harus ke Dokter?

Saat Anda mengalami gejala yang sudah disebutkan di atas, maka harus segera ke dokter dan datang ke layanan gawat darurat agar segera ditangani. Penanganan yang cepat akan mengurangi risiko fatalnya.

Prosedur Diagnosis Hipertensi Emergensi

Dokter akan mendiagnosis penyakit ini dengan mengukur tekanan darah hingga beberapa kali. Jika hasilnya berada di angka 180/120 mmHg atau lebih, Anda perlu segera menerima perawatan medis.

Selain pengukuran tekanan darah, dokter juga akan menggunakan elektrokardiogram (EKG), urinalisis, CT Scan, dan tes darah.

Langkah Penanganan yang Biasanya Dilakukan Oleh Dokter

Anda akan mendapatkan perawatan intensif dan ketat jika terdiagnosa mengalami tekanan darah tinggi emergensi. Langkah penanganan yang akan dilakukan oleh dokter adalah:

  • Pemantauan kondisi fisik untuk mengevaluasi kondisi keseluruhan.
  • Pemberian obat antihipertensi, baik secara suntikan atau infus.
  • Jika terjadi kerusakan organ tubuh parah, maka akan diberikan alat bantu medis.

Perubahan Gaya Hidup dan Pola Makan

Perubahan gaya hidup dan pola makan sangat diperlukan di samping pengobatan secara medis. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyakit ini kambuh lagi di lain waktu. Anda harus mulai rutin berolahraga dan mengontrol pola makan, seperti dengan mengurangi konsumsi garam dan makanan berkolesterol tinggi.








www.bunda.co.id

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.