Proses hemodialisis sekarang dapat dilakukan dengan mudah karena, tidak lagi menggunakan cara manual namun dengan peralatan canggih. Dalam kedokteran modern, prosedur hemodialisis juga sudah menjalani riset panjang terlebih dulu agar tidak mengganggu fungsi berbagai organ. Reservasikan kunjungan Anda ke RSU Bunda Jakarta untuk konsultasi lebih mendetail mengenai hemodialisis.
Pengertian Hemodialisis
Hemodialisa atau hemodialisis adalah terapi cuci darah di luar tubuh untuk pengidap masalah ginjal. Tubuh manusia dapat mencuci darah secara alami, namun jika ada komplikasi yang parah pada ginjal, maka tubuh manusia akan sulit mencuci darah dengan baik.
Ginjal bertanggung jawab menyaring darah dan membentuk zat-zat yang menjaga tubuh agar tetap sehat. Ketika ginjal tidak mampu bekerja dengan baik, maka pemilik ginjal akan membutuhkan proses cuci darah menggunakan bantuan alat medis. Dengan kata lain, hemodialisis menggantikan peran ginjal agar manusia tetap dapat memiliki darah bersih.
Proses Prosedur Hemodialisis
Cara yang dilakukan adalah menggunakan mesin menyerupai ginjal buatan yang menggantikan peran organ manusia tersebut sehingga aliran darah tidak mengandung garam, kelebihan air, dan berbagai zat racun yang membahayakan tubuh.
Sebelum melakukan tugasnya, dokter hemodialisis akan memasukkan terlebih dulu jarum sebagai penghubung antara aliran darah dengan mesin hemodialisis. Selanjutnya, aliran darah akan dibersihkan dan dialirkan kembali sebagaimana fungsinya.
Bagi penderita gagal ginjal, teknik ini harus dilakukan setidaknya 4 jam per sesi. Dokter akan menetapkan dalam waktu satu minggu proses hemodialisis bisa dilakukan 1 hingga3 sesi agar kesehatan organ lain tetap terjaga.
Efek Samping dari Hemodialisis
Walau terlihat praktis dan mudah, sebenarnya dapat menimbulkan efek samping yang perlu diketahui. Respons setiap pasien berbeda-beda, bahkan ada juga tidak merasakan apa-apa, semua kembali ke diri penderita. Beberapa efek samping yang umum muncul adalah:
1. Akses Vaskular Bermasalah
Efek samping pertama adalah akses vaskular yang bermasalah. Untuk membawa darah dalam jumlah besar ke dalam mesin dialiser selama proses hemodialisis, diperlukan pembuluh darah besar dengan aliran yang cukup kuat. Setelah dicuci dalam mesin ini, selanjutnya darah akan dikembalikan ke dalam tubuh melalui akses vaskular.
Akses vaskular inilah yang jarang mendapat perhatian. Kurangnya perhatian terhadap akses vaskular membuat bagian tersebut jarang dibersihkan, dan hal ini bisa menyebabkan infeksi akibat masuknya bakteri ke dalam tubuh melalui akses tersebut.
2. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Setelah melakukan proses hemodialisis biasanya Anda akan mengalami hipotensi atau disebut juga sebagai tekanan darah rendah. Kondisi ini memang sering terjadi, dan bagi penderita diabetes, kemungkinannya sangat tinggi.
Hal ini terjadi karena pada proses penyaringan kadar garam, air akan dikeluarkan sehingga,tubuh akan mengalami kekurangan volume air. Jika tubuh tidak mengkonsumsi air sesuai dengan kebutuhan, bisa terjadi dehidrasi sehingga mengalami mual atau muntah.
Selain itu, bisa saja pada saat proses penyaringan ada beberapa vitamin tubuh ikut tersaring. Kekurangan seperti ini bisa menimbulkan tekanan darah menjadi drop atau turun.
3. Detak Jantung Tidak Normal
Pasien yang menjalani hemodialisis tidak jarang merasakan irama detak jantung menjadi tidak normal. Ketidaknormalan ini dapat terjadi akibat peningkatan kadar kalium di dalam darah (hiperkalemia) karena tidak terbuang dengan baik.
Apabila tidak segera ditangani, gangguan pada detak jantung dapat menyebabkan kondisi yang lebih parah. Oleh sebab itu, kondisi ini akan dipantau dengan ketat oleh petugas medis RS Bunda untuk mendapatkan penanganan khusus agar ritme detak jantung kembali normal.
4. Anemia
Seperti faktor penyebab dari tekanan darah rendah, dimana saat proses penyaringan bisa saja ada beberapa mineral dan vitamin dalam tubuh ikut tersaring. Jadi, darah kekurangan vitamin dan mineral untuk disalurkan.
Kondisi ini perlu ditangani karena kebutuhan akan vitamin serta mineral tersebut berkurang drastis. Produksi darah akan berkurang, tidak heran bila proses hemodialisis ini dapat membuat Anda menjadi lemas.
Kondisi kekurangan darah akan terjadi beberapa jam setelah proses selesai. Bila cadangan dalam tubuh masih cukup, maka kondisi ini tidak akan terjadi. Oleh karena itu, usahakan untuk memenuhinya kembali.
5. Kram Otot dan Sendi Kaku
Efek samping terakhir adalah kram otot dan sendi kaku, hal ini terasa wajar karena aliran darah kurang lancar. Untuk meredakannya, Anda dapat mengompres di bagian yang terasa kram atau kaku agar sirkulasi yang terhambat bisa kembali lagi seperti semula.
Hemodialisis umum dibutuhkan oleh penderita gagal ginjal ataupun penderita jantung kronik. Anda juga bisa memulai penanganan hemodialisis jika Anda memiliki gejala gagal ginjal seperti mual, kelelahan, tingginya tekanan darah, atau hingga pembengkakan pada tungkai.
Anda dapat melakukan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan perlu atau tidaknya seseorang menjalani hemodialisis. Bila tes laboratorium menunjukkan tingkat zat beracun yang tinggi dalam darah, hemodialisis perlu dilakukan.
Oleh karena itu, disarankan melakukan hemodialisis di rumah sakit dan pastikan tenaga medis yang menangani Anda sudah mengetahui secara benar semua prosedur baik sebelum dan sesudah melakukan tindakan seperti yang unit-unit RS Bunda Group lakukan. Jika Anda membutuhkan penanganan hemodialisis, RSU Bunda Jakarta siap menerima reservasi Anda. Untuk konsultasi sebelum prosedur, ketahui jadwal dokter untuk menemukan waktu kunjungan yang tepat. Anda juga dapat menemukan layanan kesehatan lainnya di laman informasi kami.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.