Apa itu perkembangan psikososial? Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang membahas tentang perkembangan kepribadian manusia khususnya yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan kepribadian. Perkembangan psikososial dalam tumbuh kembang dapat dijelaskan beberapa tahap sebagai berikut :
Trust vs mistrust -- bayi (lahir – 12 bulan)
Anak memiliki indikator
positif yaitu belajar percaya pada orang lain, tetapi selain itu ada segi
negatifnya yaitu tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat,dan
bahkan pengasingan. Pemenuhan kepuasan untuk makan dan menghisap, rasa hangat
dan nyaman, cinta dan rasa aman itu bisa menghasilkan kepercayaan. Pada saat
kebutuhan dasar tidak terpenuhi bayi akan menjadi curiga, penuh rasa takut, dan
tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur dan eliminasi yang
buruk.
Otonomi vs ragu-ragu
dan malu (autonomy vs shame & doubt) – toddler (1-3 tahun)
Gejala positif dari
tahap ini adalah kontrol diri tanpa kehilangan harga diri, dan negatifnya anak
terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah. Anak mulai mengembangkan
kemandirian dan mulai terbentk kontrol diri. Hal ini harus didukung oleh orang
tua, mungkin apabila dukungan tidak dimiliki maka anak tersebut memiliki
kepribadian yang ragu-ragu.
Inisiatif vs merasa
bersalah (initiative vs guilt) -- pra sekolah ( 3-6 tahun)
Anak mulai mempelajari
tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan dan mulai mengevaluasi
kebiasaan diri sendiri. Disamping itu anak kurang percaya diri, pesimis,
pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadinya. Rasa
bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan
orang tua dan anak harus diajari memulai aktivitas tanpa mengganggu hak-hak
orang lain.
Industri vs inferior
(industry vs inferiority) -- usia sekolah (6-12 tahun)
Anak mendapatkan
pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta
mengembangkan harga diri melalui pencapaian, anak biasanya terpengaruhi oleh
guru dan sekolah. Anak juga sering hilang harapan, merasa cukup, menarik diri
dari sekolah dan teman sebaya.
Identitas vs bingung
peran (identity vs role confusion) -- remaja (12 - 18 tahun)
Teman sebaya memiliki
pengaruh yang sangat besar yang kuat terhadap perilaku anak, anak mengembangkan
penyatuan rasa diri sendiri, kegagalan untuk mengembangkan rasa identitas
dengan kebingungan peran,sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan
keragu-raguan.
Intimasi vs isolasi
(intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25sampai 45tahun)
Individu mengembangkan
kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin
termasuk pasangan seksualnya, ketidakpastian individu mengenai akan mempunyai
kesulitan mengembangkan keintiman, individu tidak bersedia atau tidak mampu
berbagi mengenai diri sendiri hal ini akan menjadikan individu meraa sendiri.
Generativitas vs
stagnasi atau absorpsi diri – dewasa tengah (45 – 65 tahun)
Absorpsi diri orang
dewasa akan direnungi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di
masa yang akan datang, perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi
kehidupan. Orang dewasa membimbing generasi selanjutnya, mengekspresikan kepada
dunia dimasa yang akan datang.
Integritas ego vs putus
asa -- dewasa akhir (65 tahun keatas)
Masa lansia dapat
melihat kebelakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian, pencaian
yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa menghasilkan perasaan putus asa
karena individu melihat kehidupan sebagai bagian dari ketidakberuntungan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.