Tampil sempurna. Itulah
idaman setiap orang, terutama kaum hawa. Berbagai cara ditempuh untuk mencapai
impian tersebut. Misalnya menggunakan kosmetik dan menjalani serangkaian perawatan
tubuh. Selain kedua cara itu, bedah plastik menjadi salah satu cara yang mulai
marak digunakan.
Bedah plastik merupakan
cabang dari ilmu bedah di dunia kedokteran. Bedah plastik dibagi dalam dua
jenis, yaitu bedah plastik rekonstruksi dan estetik. Mengembalikan bentuk pada
bagian tubuh yang rusak dan hilang adalah fungsi dari bedah plastik
rekonstruksi. Pada bedah plastik estetik, bedah dilakukan dengan maksud
memperbaiki dan memperindah penampilan. Di antara dua jenis bedah plastik
tersebut, bedah plastik estetik adalah bedah plastik yang populer di lingkungan
masyarakat. Tujuannya tentu mempercantik diri. Mata, hidung, dagu, pipi,
payudara, dan pantat adalah sedikit contoh bagian tubuh yang ingin diubah oleh
pasien. Perasaan tidak puas terhadap anggota tubuh tersebut telah mengurangi
rasa percaya diri pasien. Akibatnya, mereka mencoba mengubah penampilan dengan
bedah plastik.
Cara ini tergolong
instan untuk mempercantik diri. Sayang, tindakan ini sering kali dilakukan
tanpa pengetahuan yang cukup. Iming-iming penampilan menarik menjadi pendorong
seseorang melakukan bedah plastik. Risiko menjadi nomor dua.
Menurut pakar bedah
plastik, dr. Pricilla, SpBP-RE, bedah plastik bukannya tidak boleh dilakukan.
“Masalah dipermak, semua (bagian tubuh) bisa dilakukan. Yang jadi masalah
adalah pemilihan bahan yang dipakai untuk dipermak. Selama ini dipakai silikon
padat yang relatif tidak berbahaya. Tetapi silikon cair berbahaya.”
Silikon cair banyak
digunakan untuk menyuntik bagian tubuh seperti hidung, dagu, payudara juga
pantat. Walau murah dan cepat, tindakan ini berbahaya. Dr. Pricilla mengatakan,
silikon cair akan merangsang radang karena jaringan yang dimasuki silikon cair
akan menyatu dan merusak jaringan. Berbeda dengan silicon padat yang tidak
bereaksi dengan tubuh.
Meski relatif aman
menggunakan silicon padat, cara ini bukannya tanpa risiko. “Semua hal dan
tindakan ada risikonya.” kata dr. Pricilla menegaskan. “Misalnya infeksi.
Minimal pendarahan, lainnya relatif sama dengan operasi lainnya. Apabila
pengerjaan kurang hati-hati dan pasien sebelumnya punya sakit atau minum obat
pengencer darah tanpa memberitahu dokter sebelum operasi, bisa pendarahan dan berbahaya.
Namun kalau dikerjakan yang ahli, risiko bisa dihindari.”
Persiapkan diri sebelum bedah plastik !
Tak heran, keamanan
menjadi aspek utama dalam bedah plastik. Melakukan bedah plastic secara
sembarangan tidak disarankan. Bukannya memperindah, malah memperburuk
penampilan. Juga masih ada risiko kematian yang membayangi.
Menurut dr. Pricilla,
sebaiknya sebelum memutuskan bedah plastik cari informasi sebanyak-banyaknya.
Seperti melalui internet. Informasi itu juga masih harus disaring, karena banyak
informasi yang menyesatkan beredar di internet. “Harus cari yang kompeten.”
kata dr. Pricilla.
Bagi dr. Pricilla, alat
adalah nomor dua. Sementara yang utama ahli yang kompeten. Aspek lain yang
harus diperhatikan sebelum melakukan bedah plastik adalah keamanan, materi yang
dimasukkan ke tubuh, efek serta hal yang harus dilaksanakan agar hasil operasi
optimal. Pasien disarankan tidak malu bertanya mengenai operasi bedah plastik.
Dengan banyak bertanya, pasien dapat lebih siap. “Hasilnya antara pasien dan dokter
sama-sama puas.” kata dr. Pricilla. Pasien sebaiknya tak mudah termakan
iming-iming klinik kecantikan yang menawarkan bedah plastik murah dan cepat.
Keselamatan diri sendiri tentu lebih penting daripada penampilan.
Lakukan
Sebelum Bedah Plastik
- Cari informasi mengenai tindakan operasi, seperti materi yang dimasukkan ke tubuh, efek samping, dan risiko operasi.
- Cek kompetensi tenaga medis.
- Periksa legalitas tempat melakukan operasi.
- Renungkan perlu tidaknya bedah plastic dilakukan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.