Mendengar kata stroke saja membuat bulu kuduk merinding. Siapapun tak mau dirinya mendapat serangan otak ini. Stroke seperti halnya serangan jantung, terjadinya mendadak. Dampak yang ditimbulkannya bisa kecacatan atau bahkan kematian. Agar terhindar dari serangan mematikan ini, seharusnya Anda melakukan tindakan preventif. Jika ini sudah ditempuh, sangat mungkin Anda bebas dari stroke.
Stroke sudah merupakan
suatu istilah atau terminology generik, yang artinya semua orang awam juga
harus faham dengan istilah ini. Stroke adalah serangan otak yang terjadi
mendadak seperti halnya serangan jantung. Stroke terjadi akibat terhentinya
aliran darah ke sebagian jaringan otak akibat sumbatan atau pecahnya pembuluh
darah otak, sehingga menimbulkan gejala gangguan saraf yang tiba-tiba seperti
kelumpuhan, gangguan bicara, atau gangguan kesadaran atau bahkan dapat
menyebabkan kematian. Ada beberapa jenis stroke, yaitu stroke sumbatan, stroke
perdarahan, dan mini stroke atau serangan otak sepintas (TIA).
TIA atau Transient
Ischemic Attack merupakan gejala stroke yang membaik sendiri dalam waktu
kurang dari 24 jam. Namun TIA tidak dapat dianggap enteng, karena TIA merupakan
peringatan akan terjadinya serangan TIA berikutnya atau stroke yang lebih
berat. Bagaimana andai kerabat atau orang di sekitar kita terkena serangan
stroke? Segera kenali gejalanya : FAST ; F = Face, yaitu wajah
mencong atau asimetri, A = Arm, yaitu salah satu lengan tidak dapat
diangkat atau lebih lemah, S; Speech = Bicara tidak jelas, atau tidak
dapat bicara, T = Time, yaitu segera bawa penderita ke Rumah Sakit. Jangan
tunda untuk segera mendapatkan pelayanan di UGD Rumah Sakit, karena stroke
berpacu dengan waktu, semakin banyak waktu yang terbuang maka akan semakin luas
juga sel-sel otak yang rusak, sehingga dikenal istilah “Time is Brain”.
Langkah pencegahan
stroke yang bisa dilakukan adalah dengan mencegah atau pengelolaan yang tepat
terhadap faktor risiko. Secara garis besar faktor risiko ini dibagi dua yaitu
yang bisa dimodifikasi dan yang tidak bisa dimodifikasi. Faktor yang tidak dimodifikasi
diantaranya adalah usia, jenis kelamin, faktor keturunan dan ras. Semakin tua
maka risiko mendapat serangan stroke makin tinggi. Namun saat ini kecenderungan
usia mulai bergeser ke arah usia yang lebih muda. Selain itu, juga jenis
kelamin termasuk faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi.
Anda mau tahu
laki-laki atau perempuan yang lebih berisiko? Kaum pria harus terima bahwa
dirinya memiliki risiko lebih besar ketimbang perempuan. Nah, apa saja yang
termasuk faktor risiko yang bisa dimodifikasi? Yang masuk ke dalam kelompok ini
antara lain adalah hipertensi, diabetes melitus, kadar kolesterol atau lemak
darah yang berlebih, kelainan jantung (terutama gangguan irama jantung dan
kelainan katup) dan merokok.
Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama
stroke. Bayangkan, 70 persen dari penyebab stroke, terutama jenis stroke
sumbatan adalah hipertensi. Jika Anda memiliki salah satu atau beberapa faktor
risiko tersebut, berarti anda memiliki risiko untuk terkena stroke, maka
segeralah lakukan upaya pencegahan primer. Yang pertama-tama harus anda lakukan
adalah menegenali dan menemukan semua faktor risiko yang ada, dengan cara
melakukan medical check up secara rutin. Bila ditemukan faktor-faktor risiko
seperti yang disebutkan tadi, maka harus ditangani atau dikelola dengan tepat
melalui konsultasi dengan dokter ahli.
Dan yang tidak kalah pentingnya adalah
memperbaiki gaya hidup, dengan mengelola stess secara baik, pola makan yang
sehat, istirahat cukup dan olah raga yang teratur. Sebelum sampai di RS jangan
jangan memberikan makan dan minum kepada penderita, karena seringkali terjadi
kelumpuhan pada saraf menelan sehingga berisiko tersedak sehingga makanan atau
minuman dapat masuk ke saluran nafas. Apabila seseorang telah terkena stroke,
disamping diberikan obat-obatan untuk mencegah berulangnya stroke, maka juga
diperlukan fisioterapi untuk pemulihan dari gejala sisa atau kecacatan akibat
stroke. Saat ini RSU Bunda Jakarta telah memiliki layanan stroke terpadu yang
terdiri dari Neurologis, Fisioterapi, Okupasi Terapi, dan Terapi Wicara.
Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan
informasi mengenai layanan ini dapat menghubungi
line: (021) 3192 3344 ext. 6511.
informasi mengenai layanan ini dapat menghubungi
line: (021) 3192 3344 ext. 6511.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.