Senin, 04 Oktober 2021

Deteksi Dini Alergi Pada Anak Anda

Posted by Bundamedik Healthcare System on 08.54 with No comments
Meningkatnya kasus alergi beberapa waktu belakangan ini membuat banyak orangtua was-was akan kondisi kesehatan sang buah hati. Betapa tidak, alergi membuat aktivitas sang buah hati menjadi terganggu sehingga mengurangi keceriaannya. Tapi, Bunda tidak perlu khawatir, alergi dapat ditangani  apabila orangtua melakukan tiga langkah, yaitu  Kenali, Konsultasikan dan Kendalikan. 

Selain itu, mendeteksi gejala alergi sekaligus mengetahui faktor-faktor pemicu alergi sedini mungkin juga menjadi faktor penting untuk mengendalikan alergi. Beberapa cara di bawah ini bisa Bunda terapkan pada si Kecil:

Deteksi riwayat kesehatan orangtua

Risiko alergi pada anak bisa diperkirakan dengan mengamati riwayat kesehatan orangtua. Jika kedua orangtua mengidap alergi, maka risiko anak mengalami alergi adalah 40-80%. Jika salah satu orangtua yang alergi, risikonya menjadi 20-40%. Sedangkan, bila kedua orangtua tidak menderita alergi, Si Kecil masih tetap berisiko mengalami alergi antara 5-15%. Kian tinggi risiko, orangtua perlu lebih cermat mengantisipasi kondisi alergi yang kemungkinan akan dialami si Kecil.

Deteksi dari dalam kandungan

Secara teori, deteksi dini alergi sudah bisa dilakukan sejak dalam kandungan. Meski masih perlu dilakukan penelitian mendalam, sebuah studi yang dipublikasikan di World Allergy Organization Journal (2009), mengungkapkan bahwa paparan terhadap zat alergen tertentu pada ibu hamil bisa memicu respon imun pada janin. Selain itu, perubahan gerakan janin juga diduga memiliki korelasi terhadap risiko timbulnya alergi pada sang bayi di kemudian hari; gerakan janin yang amat meningkat terutama pada malam hingga pagi hari merupakan faktor prediktif yang cukup kuat bahwa bayi berisiko alergi.

Deteksi di usia batita

Gejala alergi bisa muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari suara napas berat (berbunyi “grok-grok”) pada bayi, sakit perut (kolik), kulit sensitif (sering muncul bintik atau bisul kemerahan pada pipi, telinga, dan daerah yang tertutup popok), sering menderita pilek berkepanjangan, sering bersin dan batuk - terutama di malam dan pagi hari, kotoran telinga berlebihan, dan sebagainya. Jika si kecil mengalami gejala tersebut, konsultasikan pada dokter mengenai kemungkinan ia menderita alergi.

Deteksi secara ilmiah

Jika si kecil mengidap alergi, Anda bisa memastikan zat-zat apa saja yang menjadi faktor pencetusnya melalui tes berikut ini:

Skin Prick Test (Tes Tusuk), Melalui Skin Prick Test (SPT), dokter akan meneliti reaksi tubuh terhadap lebih dari 33 jenis alergen, mulai dari alergen yang dihirup (debu, tungau, serbuk bunga, dll) sampai alergi makanan (susu, seafood, kacang, dll). Pemeriksaan dimulai dengan cara meneteskan beberapa jenis cairan alergen pada kulit area lengan bawah untuk selanjutnya dilakukan penusukan/pencukitan pada kulit tersebut menggunakan jarum khusus. Hasil tes bisa diketahui dalam 15-20 menit.

Tes Darah, Sesuai namanya, pemeriksaan akan dilakukan terhadap sampel darah yang diambil dari tubuh anak. Tes darah biasanya dilakukan terhadap pasien alergi yang tidak bisa menjalani SPT karena berbagai penyebab. Dibandingkan SPT, tes darah membutuhkan biaya yang lebih tinggi meskipun akurasi hasilnya terbilang setara.

Uji Tempel Kulit, Pemeriksaan ini dilakukan untuk evaluasi reaksi hipersensitivitas tipe lambat. Uji tempel kulit dilakukan dengan cara menempelkan alergen pada kulit selama 2-3 hari.





















0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.