Melihat penampakan
dan alat kelamin janin dalam kandungan adalah hal yang membahagiakan. Dengan
pemeriksaan USG 4D yang tersedia saat ini, bentuk dan pergerakan calon anak
akan lebih jelas terlihat. Akan tetapi, kebanyakan masyarakat salah paham
dengan teknologi ini.
Kebanyakan orang
Indonesia memanfaatkan USG 4D hanya untuk tahu apa jenis kelaminnya dan
bagaimana wajah bayinya, apa lebih mirip ibu atau ayahnya. Padahal teknologi
USG memiliki makna lebih bagi diagnosis medis.
Skrining ultrasound
atau USG 4D adalah pencitraan yang dapat melihat bentuk anatomi tubuh dengan
dimensi jarak dan waktu. Pada pencitraan 4D pergerakan bayi akan dapat dilihat,
tidak seperti pada teknologi ultrasound di bawahnya.
Fungsi USG yang
sebenarnya adalah untuk melihat tumbuh kembang dan kondisi fisik janin.
Skrining dengan USG 2D saja sebenarnya cukup bila dilakukan pada waktu yang
tepat dan tidak ada risiko kelainan yang dikhawatirkan.
Bila memang ibu atau
kehamilan memiliki risiko, pemeriksaan USG kehamilan dapat berguna untuk
mendeteksi adanya kelainan atau risiko lebih lanjut. Pemeriksaan USG pada
trisemester pertama (10 - 14 minggu), contohnya, berguna untuk mendeteksi
kelainan sindrom Down dengan mengukur Nuchal (NT) dan Nasal Bone (NB).
Pemeriksaan pada
trisemester dua (18-27 minggu) dilakukan untuk melihat perkembangan dari
organ-organ tubuh bayi (morfologi). Lalu pemeriksaan pada trisemester tiga
(28-32 minggu) dapat dilakukan untuk menilai pertumbuhan dan perkembangan bayi,
seperti berat badan.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.