Bagaimana mempersiapkan kehamilan yang
baik ?
Berikut tips yang dapat membantu pasangan saat konsultasi pra konsepsi ataupun pra nikah
bahkan dalam mempersiapkan (kontrol) kehamilan agar lebih baik dan selanjutnya
dapat lebih menikmati tiap kali pertemuan (dokter) serta mendapat manfaat yang
optimal.
Pertama…
Carilah informasi yang
sebanyak-banyaknya tentang kehamilan itu sendiri, informasi bisa
diperoleh melalui buku, majalah, ataupun artikel yang ada di dunia maya. Khusus
untuk artikel yang diperoleh dari dunia maya pastikan dari sumber yang
jelas (umumnya dari website resmi organisasi ataupun media yang
dirilis secara update misalnya guidelines).
Kedua…
Setelah memperoleh informasi-informasi
tentang kehamilan (disarankan upayakan dalam bentuk tulisan print-out/hard-copy atau
buat tulisan tangan dengan mencatat sumber dan tahun rilis) pelajari dan buat
urutan pertanyaan berdasarkan prioritas untuk hal-hal yang masih
dirasakan belum jelas ataupun tidak menemukan jawaban dari sumber-sumber
referensi. Prioritas dimaksudkan agar waktu yang terbatas saat konsultasi bisa
dioptimalkan, efektif, dan efisien. Poin yang harus diingat penerimaan dan
kapasitas pemahaman informasi tiap-tiap orang berbeda, tidak harus
menjadi serba tahu ataupun serba mengerti dalam satu waktu pertemuan konsultasi.
Ketiga…
Diskusikan informasi-informasi yang
sudah didapatkan dengan pasangan, upayakan masing-masing mengambil dan
berbagi peran selama proses kehamilan. Hal yang menjadi perhatian utama adalah
perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan, pemahaman yang baik terhadap
setiap perubahan yang terjadi seiring bertambahnya umur kehamilan akan memberi
respon yang lebih baik dan positif. Contoh yang sering ditemui adalah “ngidam”,
bila tidak dipahami dengan baik dan direspon dengan positif tentu menyebabkan
proses kehamilan kurang menyenangkan ataupun tidak dapat dinikmati, bahkan
dapat menimbulkan gangguan dalam kehamilan.
Keempat…
Perbedaan pendapat dalam diskusi (informasi-informasi seputar kehamilan) dengan pasangan
merupakan hal yang sangat wajar (apalagi perbedaan pendapat
ataupun pandangan dengan keluarga besar entah itu dengan orangtua, mertua,
kakak, adik, ataupun saudara/kerabat lainnya), sebaiknya perbedaan pendapat
tersebut dicatat untuk kemudian disampaikan pada saat konsultasi dengan dokter.
Sebagai sosok yang dianggap ahli tentu peran dokter akan menjadi “penengah”
dengan tujuan bukan penentu benar atau salah tetapi memberikan pemahaman yang
tepat dan sesuai dengan pendapat ataupun pandangan dari sisi ilmu kedokteran
(bila memungkinkan ajak orang yang mempunyai pendapat berbeda turut serta dalam
konsultasi).
Kelima…
Pahami dan kondisikan untuk setiap pertemuan
dengan dokter dapat merupakan konsultasi, pemeriksaan, ataupun tindakan medis
yang artinya optimalkan setiap (waktu) pertemuan yang ada.
Buat tujuan yang akan dicapai disetiap pertemuan dan juga pertanyaan yang sudah
disiapkan sebelumnya. Fokus pada tujuan dan pertanyaan bukan
dengan profil dokter (gaya, karakter, cara ataupun personal) sehingga bila ada
yang belum jelas disampaikan ataupun pengulangan bila dirasakan perlu.
Keenam…
Pencatatan adalah hal penting, walaupun dokter mencatat dalam rekam medis baik manual ataupun
elektronik; sebaiknya juga catatan penting ditulis pada buku kontrol (selalu
bawa buku kontrol dan ingatkan dokter untuk mencatat di setiap pertemuan).
Sampaikan informasi tentang diri secara terbuka dan sebenar-benarnya (misalnya
perihal riwayat penyakit dahulu, saat ini dalam pengobatan, riwayat alergi,
dll) dengan pernyataan yang lugas iya atau tidak, tidak tahu ataupun tidak
ingat. Terkait riwayat penyakit ataupun perawatan sebelumnya upayakan mempunyai
resume medis yang dilampirkan. Catatan yang sifatnya personal ataupun
jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan selama pertemuan dengan dokter
seandainya dapat dirangkum dan dikompilasikan tentu akan bermanfaat untuk diri
sendiri ataupun dibagikan.
Ketujuh…
Penjadwalan ulang untuk pertemuan selanjutnya bilamana kondisi kehamilan normal tentu akan
berbeda dengan kehamilan disertai resiko ataupun kondisi yang memerlukan
penanganan/pengobatan khusus. Kehamilan dengan resiko pastikan
mengetahui/mengenali gejala dan tanda bahaya (danger sign) agar
dapat segera ke layanan darurat/gawat darurat ataupun kontrol lebih cepat dari
penjadwalan ulang.
Sumber :
dr. John Arianto Sondakh, SpOG, M.Kes - RSIA Citra Ananda
Semoga bermanfaat…

0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.