Rabu, 21 Maret 2018

Menguak salah satu pengobatan kanker kemoterapi

Posted by Bundamedik Healthcare System on 11.06 with No comments
Kemoterapi  atau yang dikenal dengan kata kemo atau obat cito tosic adalah pengobatan yang menggunaan zat kimia atau  racun untuk memerangi sel-sel kanker. Sejarah pengobatan kemoterapi berawal dari pasca operasi militer Perang Dunia II. Saat itu beberapa pelaut   yang  terkena gas mustard ternyata memiliki jumlah sel darah putih yang sangat rendah. Umumnya sel darah putih tumbuh sangat cepat. Melihat hal ini, para dokter melakukan pengujian  terhadap pasien limfoma dengan menggunakan zat kimia yang terkandung dalam gas mustard. Alhasil zat itu memperlambat atau menghentikan  pembelahan dan pertumbuhan sel-sel kanker. Selama dua dekade beberapa  obat ditingkatkan dan telah terdapat  lebih dari 100 jenis obat kemoterapi.

CARA KERJA

Kemoterapi bekerja dengan cara menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker yang tumbuh dan membelah cepat. Kemoterapi digunakan untuk: Pengobatan Kanker. Kemoterapi digunakan untuk menyembuhkan kanker dan mengurangi bahkan mencegah kekambuhan. Peredaan gejala kanker Kemoterapi dapat pula digunakan  untuk memperkecil tumor yang menyebabkan rasa sakit dan masalah lain.

CARA PENGOBATAN

Pengobatan kemoterapi dilakukan tergantung kepada jenis kanker yang diderita. Terdapat berbapa metode  pengobatan, diantaranya:
  • Topikal. Digunakan melalui krim yang dioleskan pada kulit.
  • Oral. Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan
  • Suntik. Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak misalnya di lengan atau perut.
  • Intraperitoneal (IP). Kemoterapi langsung diberikan ke dalam rongga perut yang terdapat usus, hati, dan lambung di dalamnya.
  • Intra-arteri (IA). Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan darah ke kanker.
  • Intravenous (IV). Kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena. Metode ini digolongkan yang
  • terbanyak.

EFEK SAMPING

Pada umumnya masyarakat langsung menghubungkan kemoterapi dengan efek  samping yang tidak nyaman. Sebenarnya  manajemen efek samping sejak 20 tahun terakhir telah membaik. Efek samping yang ditimbulkan kemoterapi bagi pasien bersifat subjetif dan kasuistis. Hal itu jenis, stadium, cara pengobatan, dosis dan toleransi pasien.

Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat dengan sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya, rambut,  sel darah, sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut sehingga kemoterapi memiliki efek negatif.

Berikut adalah gejala efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:
  • Mual dan muntah
  • Rambut rontok (Alopecia).
  • Rasa lelah dan lemah sepanjang hari, kesemutan atau pegel linu.
  • Kehilangan nafsu makan.
  • Sistim imun menjadi rendah akibat jumlah sel darah putih berkurang/
  • Neutropenia)
  • Sesak napas dan detak jantung tidak biasa akibat anemia..
  • Mimisan.
  • Kulit kering dan terasa perih
  • Gampang memar.
  • Gusi berdarah.
  • Sulit tidur.
  • Gairah seksual menurun.
  • Konstipasi atau diare.
  • Anemia




















Hal terpenting, efek samping kemoterapi tersebut akan segera hilang dan bisa dicegah setelah pengobatan selesai. Selain itu, efek kemoterapi tidak akan menimbulkan akibat yang berbahaya bagi kesehatan.

KELOLA

Telah diketahui bahwa selain menargetkan sel-sel kanker, kemoterapi juga dapat merusak sel-sel sehat dan menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan. Karenanya perlu pasien kemoterapi memperhatikan beberapa hal. Diantaranya:
  • Hindari diri dari orang orang yang sakit atau terkena infeksi selama  kemoterapi, karena tingkat sel darah putih yang menurun dengan cepat sehingga dapat meningkatkan risiko infeksi.
  • Hindari menyetir kendaraan sendiri atau aktivitas yang memerlukan energi atau konsentrasi tinggi setelah sesi  kemoterapi. Ajaklah anggota keluarga atau kawan untuk menemani pasien pulang setelah kemoterapi.
  • Jika memungkinkan, pasien dapat bekerja di rumah atau paruh waktu.
  • berkonsultasi dengan dokter ketika ingin  mengonsumsi obat-obat lain, termasuk obat alergi, herba, pereda nyeri, dan lainnya. Hindari konsumsi minuman  keras setidaknya selama masa kemoterapi. Jika mengalami gejala seperti demam, diare, muntah-muntah, sulit bernapas, sakit dada atau pendarahan, segera temui dokter

Mengobati penyakit berbahaya seperti kanker tidaklah mudah, termasuk saat menjalani sesi kemoterapi.oleh  karenanya support dari keluarga pun harus mendukung. Tetap semangat, pantang menyerah dan patuh sampai  kemoterapi selesai.



















0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.