Pertengahan tahun 2016, RSIA Bunda
resmi membuka High Risk Pregnancy Clinic (HRPC). Keberadaan klinik ini sebagai bagian
pengembangan RSIA Bunda Jakarta dalam memberikan layanan yang komprehensif bagi
ibu hamil.
Kehadiran HRPC diharapkan memberikan
rasa aman calon ibu dalam menghadirkan buah hatinya. Adalah dr. Aditya Kusuma, SpOG
yang ditunjuk menjadi Kepala HRPC. Menurutnya kehadiran dirinya untuk memimpin
rencanapengembangan metode screening di RS Bunda yang sesuai kaidah internasional
dan sekaligus juga membantu calon ibu agar buah hati yang akan dilahirkan berkualitas
dan sehat.
“Tim kami akan mengawal periode kehamilan
sampai nanti lahiran,” tandas dokter yang lama menimba ilmu di King’s College hospital
London. Tak seperti metode yang telah berlangsung di Indonesia saat ini, sebut saja
screening kasus preeklampsia yang relatif belum tepat.”Saat dokter melihat arus
darah pada screening 20 minggu dan terdeteksi
kemungkinan preeklampsia, kemudian mereka (calon ibu, Red) diberikan treatment kalsium,
antioksidan, ternyata penelitian mengatakan, itu tak bermanfaat. Kita sudah tidak
bisa lakukan pencegahan setelah usia 16 minggu,” jelasnya.
Data tersebut memberikan strategi
bagi pelayanan di HRPC. “ Kami melakukan komprehensif dengan combined screening
(kombinasi pemeriksaan USG dan tes darah) pada usia kehamilan 11-13 minggu. Sehingga
kami dapat mengenali apakah pasien dan janinnya berisiko tinggi atau tidak,” katanya.
Dengan metode ini, HRPC diharapkan
membantu mencegah kematian bayi, dan ibu. Pasalnya, penelitian mengatakan, pencegahan
sedini mungkin akan efektif dan memberikan waktu bagi dokter untuk melakukan tindakan
deteksi dini dan pencegahan. Kami bisa menstratifikasi risiko lebih komprehensif
ketika memutuskan apakah kehamilan pasien high risk pregnancy atau tidak,” jelasnya.
Bukan hanya screening yang multi aspek,
HRPC juga memiliki operator dan software yang mumpuni. “Semuanya sesuai standar
dengan Fetal Medicine Foundation (FMF) di UK. Screening pun akan dilakukan oleh
dokter dan dibantu perawat yang telah menjalani training dan bersertifikasi,” jelas
Aditya.
Sebenarnya metode yang dilakukan HRPC
bukan hal baru, dimana di beberapa negara di Eropa dan Amerika, sistem screening
komprehensif pada awal usai kehamilan telah dilakukan. “Sebut saja Singapura pasien
datang hanya membawa hasil darah, kemudian dokter yang USG dan memasukkan data-data
dari pemeriksaan darah, dilakukan pada usia kehamilan 11-13 minggu,” jelasnya.
Bagi Aditya cara ini sangat menantang,
“Saya dapat memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi, mengoptimalkan, dan memperkenalkan
system screening dalam kehamilan di Indonesia,”
ungkapnya. “Kita belum terbiasa melabeli wanita hamil ini berisiko atau tidak sejak
usia 11-13 miggu,” ungkapnya.
Aditya optimis peluang RSIA Bunda
Jakarta mengembangkan HRPC sangat terbuka, sebab selain memiliki sarana dan prasarana
yang mumpuni, kebutuhan pasien akan pelayanan yang terbaik akan berkembang seiring
kemajuan jaman.
“Inilah tantangan yang luar biasa,
dan butuh bertahun-tahun untuk bisa memperkenalkan sistem ini, screening lengkap
dilakukan di awal kehamilan. Ini kompleks, yang jelas kita akan terus mengkampanyekan
dan mempromosikan,” yakin Aditya.
Sumber : dr. R. Aditya Kusuma, SpOG - RSIA Bunda Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.