Kehamilan di
luar rahim (kehamilan ektopik) terjadi bila sel telur yang telah dibuahi tidak
melekat di rahim tetapi di tempat yang berbeda yaitu di saluran telur
(tuba falopi), indung telur, leher rahim atau rongga perut. Bila embrio melekat
di saluran telur, maka pertumbuhan embrio akan menyebabkan saluran telur
membengkak atau pecah.
Satu dari seratus
kehamilan adalah ektopik. Peluang kehamilan ektopik lebih tinggi jika saluran
telur rusak karena radang perut (misalnya usus buntu atau infeksi klamidia)
atau karena operasi rongga perut. IUD (spiral) juga meningkatkan risiko
kehamilan ektopik.
Gejala
Jika Anda mengalami
kehamilan ektopik, gejala biasanya akan terasa pada sekitar 6 – 10 minggu usia
kehamilan. Jika Anda mendapatkan gejala berikut, Anda harus segera berkonsultasi
dengan dokter Anda:
- Sakit di salah satu sisi panggul
- Perdarahan vagina di luar menstruasi
- Nyeri di perut bagian bawah
- Pingsan
- Mual
Pada tahap lanjut,
kehamilan ektopik dapat menimbulkan gejala berikut:
- Nyeri perut yang intens
- Hipotensi
- Denyut nadi cepat
- Kulit pucat
Diagnosis
Karena beberapa gejala
di atas juga dapat terjadi pada kehamilan normal, dokter bisa sulit
untuk mendiagnosis. Oleh karena itu, ada sejumlah tes yang dapat dilakukan
jika dicurigai ada kehamilan ektopik.
- Menggunakan ultrasound, dokter mungkin dapat melihat kehamilan ektopik, karena adanya darah di tuba falopi yang rusak atau ada embrio di luar uterus.
- Laparoskopi melalui sayatan kecil di perut dapat dengan mudah melihat bila ada embrio di luar rahim.
- Mengukur kadar hormon kehamilan hCG (human chorionic gonadotopin) adalah cara lain untuk mendeteksi kehamilan ektopik. Dalam kehamilan normal, kadar hCG berlipat dua kira-kira setiap dua hari hingga minggu ke-12. Jika hCG diperkirakan tidak meningkat, mungkin ada sesuatu yang salah dalam kehamilan.
Dokter akan selalu
mencoba mendiagnosis kehamilan ektopik sedini mungkin. Dengan demikian,
kerusakan biasanya masih terbatas dan risiko perdarahan internal dan
komplikasi terkait masih rendah.
Prognosis
Wanita yang pernah
mengalami kehamilan ektopik, ada kemungkinan sekitar 12% akan terkena lagi di
masa mendatang. Karena itu, bila Anda pernah mengalaminya Anda harus
memberitahu dokter atau bidan Anda.
Sekitar 60% wanita
menjadi subur kembali setelah kehamilan ektopik, 30% tidak ingin hamil karena
pengalaman itu dan 10% menjadi
infertil (tidak subur).
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.