Dilihat dari warna dan bentuknya,
tidak ada perbedaannya, Namun, begitu dilihat waktu “pengambilan” ternyata kandungan
ASI fresh lebih dapat membantu dan merangsang pertumbuhan kuman baik di dalam saluran
cerna bayi prematur.
Kelahiran bayi tak cukup umur (prematur)
tentu membuat para ibu bersedih dan tak mengharapkannya. Bayi lahir prematur saat
usia kandungan ibu belum mencapai 37 minggu. Biasanya organ tubuh bayi belum berkembang
sepenuhnya sehingga harus ditempatkan di dalam inkubator untuk memberikannya kehangatan
agar bisa membantu ia bertahan hidup. Bayi premature pun biasanya sering kali mengalami
berbagai masalah kesehatan. Salah satunya masalah saluran cerna.
Di dalam saluran cerna manusia,
terutama usus besar, dihuni lebih dari 500 spesies bakteri yang jumlahnyamencapai
triliunan. Berbagai jenis bakteri tersebut tak bisa dihindari keberadaannya karena
habitat tempat hidup manusia memang tidak steril.
Ada bakteri atau kuman yang “baik”
seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium. Ada pula bakteri yang tidak baik, penyebab
penyakit, misalnya Klebsiella dan Acinetobacter. Keberadaan bakteri baik ini sering
ditemukan dalam saluran pencernaan karena dapat membantu memastikan kesehatan seluruh
sistem pencernaan.
Namun, berdasar disertasi doktoral
Dr. dr. Risma Kerina K, SpA (K) menyebutkan, jumlah bakteri baik pada bayi premature
lebih sedikit dibandingkan bakteri yang tidak baik. “Ketidakseimbangan jumlah bakteri
dalam saluran cerna bayi prematur, akibat bayi telah “terpapar” lingkungan sekitarnya.
Tak hanya itu pemberian antibiotik guna penanganan bagi masalah lain, seperti sesak
nafas akibat kelahiran prematur juga mengakibatkan penurunan jumlah bakteri tersebut,”
Jelas Risma.
Masalah akan timbul jika jumlah bakteri
yang tidak baik atau si penyebab penyakit (bakteri patogen) ini berlebihan. Hal
ini akan menurunkan sistem imun bayi dan dapat menyebabkan peradangan usus. Akibatnya
perut bayi akan mudah menjadi kembung. Kondisi perut bayi yang tak normal Ini dapat
terjadi berulang-ulang sehingga berat badan bayi tidak akan naik yang berimbas
pada waktu “penyembuhan” bayi prematur. Itulah sebab betapa pentingnya peranan
bakteri “baik ” di dalam saluran pencernaan bagi kesehatan tubuh.
Fresh ASI
Salah satu cara untuk meningkatkan
jumlah bakteri baik dalam usus bayi adalah dengan pemberian fresh Air Susu Ibu (ASI).
Sejak dahulu, pemberian ASI pada bayi memang sangat perlu karena kandungan nutrisi,
factor imun, dan factor pertumbuhan gizi. Sebut saja kolostrum.
Kolostrum juga dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik dan mencegah bakteri patogen.
Sayangnya, mungkin masih ada masyarakat
yang belum tahu bahwa ASI “segar” sangat membantu faktor imun dari bayi yang lahir
prematur. Di dalam fresh ASI jumlah bakteri baiknya lebih banyak,” jelas Risma.
Air Susu Ibu yang fresh adalah ASI yang belum dimasukkan
ke dalam kulkas dan masih berumur tiga jam pasca-pemerahan. ”Semakin banyak bayi
prematur minum fresh ASI, maka semakin banyak bakteri yang baik diususnya,” kata
Risma.
Risma mengakui, pemberian Fresh
ASI secara terus menerus bagi bayi premature sangat sulit, karena umumnya
mereka akan menjalani perawatan di rumah sakit beberapa bulan.
“Nggak mungkin ibunya menginap berbulan-bulan
di RS,apalagi harus bolak- balik tiap hari untuk memberikan ASI per tiga jam,” ungkap
Risma.
Peran orangtua dalam penyediaan fresh
ASI sangat penting. Misalnya psikis. “Jika orangtuanya stress produksi ASI berkurang
dan ini tak menguntungkan buat bayi. Bayi prematur adalah bayi yang sedang beradaptasi
untuk survive jadi ibu harus membantu tenang. Ibu tenang, secara psikis akan membuat
bayi tenang.
Peran lain dari orangtua yang
memiliki bayi prematur adalah perawatan metode kangguru yang sangat dianjurkan
bagi bayi yang lahir prematur. Selain karena praktiknya murah, mudah, perawatan
metode ini juga mempunyai banyak manfaat bagi ibu dan bayi. Telah terbukti efektif
untuk mengontrol suhu bayi, meningkatkan pemberian ASI, mengurangi terjadinya infeksi,
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta membangun ikatan antara ibu
dan bayi.
Sumber : Dr. dr. Risma Kerina K, SpA(K) - RSIA Bunda Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.