Kehamilan ektopik adalah kondisi hamil di luar rahim pada vagina yang menyebabkan nyeri pada bagian perut dan panggul. Kondisi ini sangat berbahaya bagi Bunda dan janin karena menyebabkan janin sulit berkembang secara normal. Kehamilan ini terjadi karena sel telur tersebut tidak menempel pada rahim melainkan organ lain, seperti dinding rahim.
Kehamilan ektopik umumnya ditandai dengan sakit di bagian perut hingga bagian vagina mengalami pendarahan hebat. Dalam kondisi yang telah memburuk, gejala yang dialami akan mirip dengan gejala usus buntu. Selain itu, rasa sakit juga terasa pada rektum hingga buang air besar. Selanjutnya, saat buang air kecil ada rasa kurang nyaman.
Penyebab Kehamilan Ektopik
Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti genetik yang menjadi bawaan sejak lahir, hingga faktor lain seperti tidak seimbangnya hormon tubuh. Peradangan pada saluran indung telur juga dapat menjadi faktor kelainan ini karena jalan sel telur yang mendadak tertutup sebelum masuk ke rahim. Selain itu, jaringan parut dari bekas operasi sebelumnya juga dapat memicu kehamilan ektopik karena operasi ini dapat menutup saluran indung telur.
Risiko
Kehamilan ektopik umum terjadi pada wanita yang hamil dalam usia 35 sampai 44 tahun. Para wanita yang memiliki riwayat radang panggul sebelumnya juga bisa mengalami kondisi ini. Terlalu sering berganti berganti-ganti pasangan seksual juga dapat membuat tubuh terjangkit penyakit menular. Misalnya, gonore dan chlamydia yang meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Keguguran sering dialami berkali-kali sebelumnya akan meningkat risiko kelainan ini hingga 50%. Anda juga perlu menghentikan kebiasaan merokok karena kandungan nikotin serta tar sangat berbahaya bagi proses kehamilan. Jika Anda sedang mengalami salah satu kondisi di atas, sangat disarankan untuk konsultasi dulu pada dokter sebelum menjalankan program kehamilan.
Gejala
Kehamilan ektopik memiliki berbagai pertanda awal seperti mual, payudara terlihat lebih keras, serta menstruasi terhenti. Semuanya hampir mirip seperti gejala hamil pada biasanya, namun calon bunda akan rasa sakit terutama pada perut di bagian bawah. Penderita juga akan mengalami pendarahan layaknya saat menstruasi akibat bercak darah dari saluran tuba falopi hingga akhirnya robek karena posisi kandungan tidak berada di tempatnya. Bila buang air besar bagian dubur terasa sangat nyeri, penderita harus segera menerima penanganan medis.
Tindakan
Tindakan yang dilakukan dari dokter untuk kehamilan ektopik adalah melakukan pemeriksaan dengan USG transvaginal untuk memastikan secara tepat permasalahan yang dihadapi serta bagaimana posisi janin saat itu. Tahap berikutnya adalah pengecekan darah untuk mengevaluasi hormon kehamilan, hCg serta progesteron. Dalam kehamilan ektopik, kedua hormon ini lebih rendah dibandingkan hamil normal. Pasien kemudian akan mendapatkan suntikan methotrexate sebagai obat untuk menghentikan pertumbuhan dari sel ektopik, dan dilanjutkan dengan operasi laparoskopi untuk mengangkat jaringan pada ektopik.
Dalam beberapa kasus, kondisi pasien masih diperbaiki sehingga kemungkinan hamil dapat terjadi. Ada juga operasi laparatomi untuk pasien mengalami pendarahan hebat, di mana dokter melakukan sayatan pada bagian perut untuk pengangkatan jaringan serta tuba falopi yang sudah dalam keadaan pecah.
Pencegahan
Beberapa upaya pencegahan yang dapat Anda lakukan adalah dengan menghindari kehidupan seks yang berbeda pasangan, hindari merokok, juga melakukan tes darah hingga melakukan USG rutin sebagai pemeriksaan.
Kehamilan Normal Setelah Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik melukai tuba falopi hingga sperma akan kesulitan untuk mencapai sel telur, namun Anda masih dapat hamil kembali dengan normal walau hanya dengan kemungkinan 10%.
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.